"Waw " Ada Facial Menggunakan Kotoran Burung?
Posted by Unknown Beauty, NewsUpdate 01.23
Putridumai.com - Banyak cara dilakukan untuk mendapatkan kulit wajah yang halus, mulus, dan berkilau. Di Jepang, facial bahkan bisa menggunakan kotoran burung. Facial atau perawatan wajah menggunakan kotoran burung ini mulai menjadi tren di industri kecantikan, karena dianggap dapat mempercantik kulit wajah.
Facial kotoran burung itu dikenal dengan sebutan Geisha facial, karena berasal dari Jepang. Dipercaya bahwa pada masanya, para geisha sudah menggunakan jenis perawatan wajah ini untuk mempertahankan kecantikan kulit wajah mereka.
Kotoran burung yang digunakan bukan sembarang kotoran burung. Jenis burung yang digunakan adalah burung bulbul (nightingale), yangdicampur dengan tepung beras dan air. Tekstur tepung beras yang kasar berfungsi untuk mengangkat sel kulit mati melalui pengelupasan.
Tidak semua kotoran burung bulbul bisa digunakan untuk perawatan wajah ini. Bahan dasar untuk perawatan wajah ini secara khusus diimpor dari peternakan burung bulbul di Jepang, sebagaimana diberitakan Boldsky.
Burung bulbul ini diternak dan diberi pakan berupa biji oraganik, sehingga kotoran yang dihasilkan seratus persen organik. Kadang kala, burung-burung bulbul yang diternak ini juga diberi pakan ulat bulu.
Kotoran yang dihasilkan belum dapat digunakan secara langsung, karena harus melewati sterilisasi menggunakan sinar UV.
Proses ini dilakukan untuk menghilangkan bau tak sedap, dengan membuang kandungan urea dari kotoran. Kotoran yang sudah steril ini lalu diproses menjadi bubuk dan siap dikirim lalu digunakan.
Perawatan wajah dengan kotoran burung itu dipercaya dapat menyamarkan flek hitam dan mencerahkan wajah.
Oleh sebab itu banyak geisha memiliki wajah putih pucat yang mulus, karena kotoran burung ini juga ampuh untuk memperbaiki kulit dari paparan matahari dan jerawat.
Banyak selebriti papan atas sudah menggunakan perawatan wajah ini untuk menjaga keremajaan kulit dan menjaga kulit agar senantiasa halus dan berkilau.
Dikabarkan selebritis seperti Victoria dan David Beckham adalah penggemar berat jenis perawatan wajah ini. Tom Cruise juga salah satu aktor yang rutin menggunakan facial kotoran burung. (iannews)
Cara Menghilangkan Bau Mulut dan Badan Secara Alami
Posted by Unknown Beauty, NewsUpdate 01.12“Menjamu Laut” Sebagai Tradisi Melestarikan Budaya Bahari di Dumai
Posted by Unknown NewsUpdate, Wisata Alam 22.13Candi Muara Takus, "Peninggalan Kerajaan Sriwijaya Di Riau"
Posted by Unknown NewsUpdate, WisataSejarah 02.53![]() |
Candi Muara Takus |
Maklumlah, kawasan itu ada didataran rendah, sehingga batu alam sulit dijumpai. Entah bagaimana teknologinya, bangunan batu bata merah itu ternyata sanggup bertahan dan tak termakan usia. Sebagai objek wisata sejarah dan budaya, kompleks candi peninggalan agama Budha yang berjarak 135 kilometer dari Kota Pekanbaru ini cukup menarik perhatian masyarakat.
Nama Muara Takus mungkin belum sepopuler Candi Borobudur, Prambanan. Akan tetapi nuansa sejarah yang ditawarkan tidak kalah menarik.
Dalam sejarahnya, Desa Muara Takus sebelum menjadi pusat pengajaran agama Budha, merupakan sebuah daerah yang dulunya sempat disinggahi pelaut-pelaut dari Kerajaan Sriwijaya dengan menyusuri Sungai Kampar Kanan.
Pertemuan antarbudaya pun terjadi hingga akhirnya didirikanlah Candi Muara Takus untuk tempat peribadatan.
Pandangan ini didasarkan pada tafsirannya atas catatan pendeta Budha asal Cina, I-tsing, yang pernah tinggal di kerajaan itu untuk mempelajari tata bahasa Sanskerta pada 672. Persinggahan I-tsing dilakukan dalam perjalanan dari Kanton menuju Nalanda, pusat pendidikan agama Budha di India.
Dari Sriwijaya, pendeta itu sempat menetap di Kerajaan Melayu selama dua bulan, lalu berlayar dan tinggal sebentar di Kedah. Sekembali dari Nalanda pada 685, ia mendapati bahwa Kerajaan Sriwijaya telah meluaskan kekuasaannya dan menjadikan Kerajaan Melayu sebagai daerah taklukannya.
Menurut Moens, catatan I-tsing yang menyebutkan bahwa di pusat Kerajaan Sriwijaya pada tengah hari orang berdiri tanpa bayangan merujuk pada lokasi di garis khatulistiwa. Lalu lokasi Muara Takus berada dekat dengan pertemuan dua sungai, Kampar Kanan dan Batang Mahat, yang menjadi jalur perdagangan yang ramai.
Tambahan lagi, terdapat bukti bahwa pusat kerajaan itu sering berpindah mengikuti jalur perdagangan yang ramai. Ia pun menyimpulkan, setelah menguasai Kerajaan Melayu, pusat Kerajaan Sriwijaya pindah ke Muara Takus. Tapi menurut Prof. Dr. Herwandi, Dekan Fakultas Sastra Universitas Andalas, Padang, banyak sarjana yang memperkirakan bahwa Kerajaan Melayu yang dikuasai Sriwijaya ketika itu berlokasi di Jambi sekarang.
Perkiraan ini terutama berdasarkan pada hasil penelitian geomorfologi pantai timur Sumatera pada 1950-an. Hasil penelitian itu menyimpulkan, pada abad ketujuh, Jambi dan Palembang masih berada dekat dengan laut. "Makin ke sini, menurut para ahli pantai, daratan pantai timur ini bertambah 75 meter setiap tahun," ujarnya.
Selain itu, dilihat dari letaknya, Jambi memiliki kedudukan lebih strategis dalam lalu lintas pelayaran dan jalur perdagangan dari India ke Cina, juga Jawa. Lebih-lebih, di Jambi ada peninggalan kompleks candi Budha yang sangat luas. Pakar sejarah dan filologi Indonesia pun, seperti Slamet Muljana, lebih cenderung menyatakan bahwa Kerajaan Melayu ketika itu terletak di muara Sungai Batanghari atau Jambi sekarang.
Lepas dari pro-kontra soal riwayat Muara Takus itu, satu hal dapat dipastikan: gugusan candi di Muara Takus ditemukan geolog berkebangsaan Belanda, Cornet de Groot, pada 1860. Memang, temuan ini tidak menjawab pertanyaan kapan pastinya kompleks candi itu dibangun. J.L. Moens, sesuai dengan kesimpulannya ihwal pusat Kerajaan Sriwijaya, memperkirakan bahwa kompleks candi itu dibangun pada abad ketujuh.
Pakar arkeologi Jerman, F.M. Schnitger, berpandangan lain lagi. Berdasarkan penelitian yang dilakukannya pada 1935, 1936, dan 1938, ia menyatakan kompleks candi itu dibangun pada abad ke-11 dan ke-12. Namun ada pakar lainnya menyatakan bahwa candi-candi itu dibangun pada masa sebelum itu, yakni sekitar abad ke-10.
Sayangnya, belum ditemukan prasasti atau catatan sejarah yang menentukan kapan pastinya kompleks candi Budha Tantrayana itu dibangun. Tabir sejarah Candi Muara Takus boleh jadi sedikit terbuka dari prasasti peninggalan Kerajaan Sriwijaya. Salah satunya adalah Prasasti Kedukan Bukit tahun 604 Saka, yang bertepatan dengan tahun 683 Masehi.
Istana Kerajaan Siak (Siak Palace)
Posted by Unknown NewsUpdate, WisataSejarah 19.22Sarah Amanda Devi Terpilih Sebagai Putri Dumai 2012
Posted by Unknown NewsUpdate 03.02dr. H. AGUS WIDAYAT, MM Wakil Walikota Dumai Sambut Kunjungan Finalis Putri Dumai 2012
Posted by Unknown NewsUpdate 22.48Andam Budaya Nusantara 2012 Dumai
Posted by Unknown NewsUpdate, Nusantara 18.49Pendaftaran Puteri Indonesia 2012 Mulai Dibuka
Posted by Unknown Beauty, NewsUpdate 18.38Rahmi Putri
Posted by Unknown Finalis2012 23.53Ika Wahyu Sari Dewi
Posted by Unknown Finalis2012 23.46Ines Chandra Optimis Lolos Babak Fast Track
Posted by Unknown NewsUpdate 21.27Rosy Febrita Irianti
Posted by Unknown Finalis2012 21.38Anisa Syafni
Posted by Unknown Finalis2012 21.2815 Finalis Putri Dumai 2012 Kunjungi Telkomsel
Posted by Unknown NewsUpdate 03.48Peradaban Kuno di Gunung Padang Cilacap
Posted by Unknown Nusantara 23.26Silvia
Posted by Unknown Finalis2012 02.4715 Finalis Kunjungi Klenteng Hock Liong kong, Bandar Bakau, Zainal Arif Taekwondo, dan Papa Ibamz Pizza Dumai
Posted by Unknown NewsUpdate 20.53KUNTAKHA KHAJA NITI "Naskah Kuno Asal Lampung"
Posted by Unknown Budaya 07.24- Pi'il PesenggikhiMalu melakukan pekerjaan hina menurut agama serta memiliki harga diri . Segala sesuatu yangmenyangkut harga diri, prilaku dan sikap hidup yang dapat menjaga dan menegakkan nama baik danmartabat secara pribadi maupun kelompok yang senantiasa dipertahan
- Sakai SambaianGotong Royong, Tolong-menolong, bahu membahu, dan saling memberi sesuatu yang diperlukanbagi pihak lain.
- Nemui NyimahSaling mengunjungi untuk bersilaturahmi serta ramah menerima tamu. Bermurah hati dan ramahtamah terhadap semua pihak baik terhadap orang dalam kelompoknya maupun terhadap siapa sajayang berhubungan dengan dengan masyarakat lampung
- Nengah NyampukhTata pergaulan masyarakat Lampung dengan kesediaan membuka diri dalam pergaulan masyarakatumum dan pengetahuan luas.
- Bejuluk AdokTata ketentuan pokok yang selalu diikuti dan diwariskan turun temurun dari zaman dahulu.Mempunyai kepribadian sesuai dengan gelar adat yang disandangnya
Kitab itu terdiri dari dua bagian, bagian pertama ditulis dengan aksara Lampung gaya abad 17 (huruf-hurufnya lebih tidur dari aksara Lampung yang digunakan sekarang). Satu bagian lagi ditulis dengan huruf Arab gundul. Sedang bahasa yang digunakan pada seluruh teks adalah bahasa Jawa pertengahan dengan logat Banten. Masing-masing bagian memuat keseluruhan isi dari kitab Kuntara Raja Niti. Jadi, bagian yang satu dialihaksarakan pada bagian yang lain.
Isi manuskrip tersebut sebenarnya bukan hanya masalah tata cara adat secara seremonial, seperti upacara pernikahan, kematian dll. tapi kitab tersebut memuat peraturan-peraturan kemasyarakatan atau yang lebih tepat disebut perundang-undangan. Sebagaimana disebutkan dalam manuskrip tersebut, bahwa kitab Kuntara Raja Niti dan Jugul Muda adalah kitab undang-undang yang berlaku di tiga wilayah, yaitu Majapahit, Padjadjaran, dan Lampung. Sebagai kitab undang-undang atau dasar hukum kemasyarakatan, kitab tersebut ditulis dengan sistematis.
Setiap pembahasan diatur dalam bab-bab. Bab I (pada kitab terjemahan terdapat pada halaman 25), membahas tentang kiyas. Kiyas adalah hal yang mesti pada hukum, yang menyangkut tiga persoalan yaitu 1. Kuntara, 2. Raja Niti, 3. Jugul Muda. Selanjutnya pada kitab tersebut diterangkan, di antara raja-raja yang mempunyai tiga kebijakan itu adalah Prabu Sasmata dari Majapahit, Raja Pakuan Sandikara dari Pajajaran dan Raja Angklangkara dari Lampung.
Bab II memuat sejarah
Bab III menyebutkan penjelasan tiga pokok hukum di antara prinsip-prinsip hukum yang ada dalam Kuntara Raja Niti, yaitu igama, dirgama dan karinah. Igama adalah yang dihukumkan, berarti sesuatu yang nyata dan kasatmata, bisa diakui keberadaan dan kebenarannya oleh semua orang. Dirgama itu hati nurani yaitu hukum-hukum yang ada pada kitab Kuntara Raja Niti sesuai dengan hati nurani. Karinah berkaitan dengan perbuatan yang dilakukan. Dengan ketentuan tiga pokok hukum ini, diterangkan bahwa hukum-hukum yang ada bisa diogolongkan; hukum yang bersifat nyata itu kuntara, hukum yang sesuai dengan hati nurani disebut raja niti, sedangkan hukum yang yang berhubungan dengan sebab akibat suatu perbuatan disebut jugul muda.
Bab IV, V, dan VI membahas seputar kaidah hukum yang ada pada Bab III. Produk hukum atau bab yang berisi tentang aturan-aturan secara detail termuat dari Bab VIII sampai Bab XVII. Pada Bab VIII, diterangkan tentang hukum-hukum suami-istri. Bab IX membahas tentang peraturan jual beli. Pada Bab X menerangkan tentang tanah. Bab XI membahas tentang utang. Bab XII tentang gadai dan upah. Bab XIII berisi tata cara bertamu dan menginap. Bab XIV berisi tentang larangan mengungkit-ungkit persoalan. Bab XV membicarakan tentang perjanjian.
Bab XVI tentang talak, sedangkan Bab XVII membahas tentang utang piutang. Kitab tersebut secara perinci mengatur tata cara kemasyarakatan yang termuat dalam pasal-pasal.
Dalam pasal-pasal juga diatur tata cara berperahu dan menggunakan air, bahkan sampai tentang cara seorang laki-laki bertamu ke rumah perempuan ketika suaminya tidak ada di rumah. Tiap-tiap pasal tidak hanya memuat peraturan, juga hukuman yang melanggar peraturan tersebut.
>

TERPOPULER
-
Situs makam ini terletak di kawasan PT Pertamina UP II Dumai dijalan putri tujuh, dan merupakan situs wisata sejarah yang baru di kota Dumai...
-
Candi Muara Takus Riaugreen.com - Gugusan candi inni dikelilingi tembok setinggi satu meter seluas berukuran 74 x 74 meter. Setelah ...
-
foto : net RIAUGREEN.COM - Pengakuan bahwa bahasa Melayu yang menjadi teras bahasa Indonesia adalah bahasa Melayu Riau, secara implisi...